Setelah merantau menjadi tenaga kerja indonesia di arab (IRAK), sebuah negeri yang di penuhi dengan desingan peluru, akibat konflik berkepanjangan antara warga Suni dan Syiah paska invasi AS dan sekutunya, syukur Alhamdulillah akhirnya Iwan dapat pulang juga ke Indonesia. Betapa bahagianya hatinya karena selamat dan bisa kembali ke tanah kelahiran. Di kampung halaman, kedua orang tuanya telah lama menantinya. Sejak AS menyerbu Irak, bisa dikatakan seluruh keluarganya tidak bisa tidur nyenyak. Mereka begitu mengkhawatirkan keadaan Iwan, yang hidup di tengah-tengah konflik yang amat panjang.

Sebulan sejak setelah kepulanganya, IWAN (nama samaran) melamar seorang gadis cantik. Marlena namanya. Dia adalah cinta pertamanya sejak masih sama-sama duduk di bangku SMA dulu. Walau selama bertahun-tahun mereka berpisah, Marlena tetap setia menantinya. Dia memang pernah bersumpah untuk selalu menanti iwan sampai kapan pun. Marlena pun telah menepati janjinya.


Pesta pernikahannya berlangsung dengan sederhana. Setelah menikah, dengan tabungan yang didapatkan dari tanah rantau, Iwan membeli beberapa sawah, tanah dan rumah yang sederhana, juga sebuah mobil pick-up untuk bekerjamengangkut barang-barang.

Suatu hari, tepatnya 20 Oktober 2008 silam, Iwan mendapat musibah. Mobil barang yang dimilikinya, tiba-tiba rusak dan macet. Dengan susah payah, iwan mendereknya ke bengkel. Tepat saat terik matahari, iwan bermandikan keringat mengurusi mobil yang macet tersebut. Karena mobil yang macet, dia yang biasanya bisa mendapatkan uang ratusan ribu rupiah sekali angkut barang, hari itu sama sekali tidak berpenghasilan sepeserpun. Bahkan uang untuk belanja isterinya juga tidak terpenuhi. Sungguh Naas benar nasibnya hari itu.


Ketika sampai di rumah, haripun sudah sore. Iwan menemukan kucing kesayangannya terkapar di depan pintu. Entah mengapa kucing itu tak bernyawa lagi. Iwan menduga dia makan racun tikus di rumah tetangga. Saat iwan tiba di sore itu, isterinya sedang menidurkan buah hatinya yang masih berumur dua minggu. Karena itulah dia tidak bisa menyambut kedatangannya seperti biasanya.

Setelah mandi, Iwan masuk ke kamar. dan memutuskan segera tidur, dan mengunci kamar tidur dari dalam. Isterinya yang sudah kenal dengan watak iwan semenjak SMA, memahami gelagat yang kurang baik. Ia tahu, suaminya sedang gundah dan tidak mau diganggu. Bahkan terpaksa melepas shalat Maghrib dan Isya.

Malam telah larut, seisi rumah di sisi jalan itu telah terbuai mimpi masing-masing. Anak semata wayang iwan yang biasanya rewel, malam itu pun tenang dalam dekapan ibunya. Sementara di kamar ruang tengah, tempatnya tidur dengan mengunci diri, iwan merasa ada sesuatu yang semakin aneh. Antara sadar dan tidak, dirinya melihat pintu kamar terbuka. Tak lama setelah itu, dia lihat dua sosok wanita berwajah cantik melangkah gemulai menghampiri ranjang tua tempat iwan terbaring.

Di matanya, salah seorang wanita yang berjalan di depannya adalah Maryam, nyonya majikannya saat iwan bekerja di Irak. Di belakangnya adalah Umi, puteri tunggal Nyonya Maryam yang cantik jelita. Iwan sendiri masih merasa bingung mengapa tiba-tiba kedua wanita itu ada di hadapannya. Dengan senyum menggoda, dua wanita itu mendekati tempat tidurnya. Kemudian duduk di bibir ranjang. Anehnya juga, di saat yang iwan tak lagi merasakan kalau saat itu ada di dalam kamar rumahnya yang temboknya masih belum diplester. Kamar itu sepertinya begitu indah, harum semerbak. Dan Kedua wanita itu juga begitu menggodanya.

Singkat cerita, terjadilah hubungan intim seperti layaknya suami isteri. Dengan jantan dirinya bisa memuaskan kedua wanita itu.
Beberapa saat setelah persetubuhan itu, dirinya merasa sangat lelah dan kehabisan tenaga. dia mengira, kedua wanita itu benar-benar bekas bosnya di Irak. Tapi, namun mungkin?

Pagi harinya, iwan terduduk lemas di pinggir ranjang, mencoba mengingat peristiwa yang terjadi. Dan dia mencoba meyakinkan diri sendiri, bahwa kejadian tersebut hanyalah mimpi. Tapi, betapa kagetnya dirinya, saat sekujur tubuhnya tanpa busana dan tidak ada sehelai kain pun yang menutupinya. Sarung dan celana dalam yang semalam dia kenakan, sudah terlepas dan berserakan di atas tempat tidur.

Iwan ragu, apakah yang barusan di alaminya adalah sebuah mimpi?
Dirinya mencoba meluruskan kedua kaki. Mengamati seluruh tubuh sampai pada bagian bawah perut. Di saat melihat (maaf) bagian sensitif dirinya pun dibuat terkejut. Bagaimana tidak? Karena sewaktu di lihat bulu-bulu anunya hilang, bersih seperti dicukur plontos. Akhirnya dirinya yakin, peristiwa itu adalah nyata. dan yakin, Maryam dan Umi benar-benar datang ke kamar dan melakukan semua itu. Buru-buru dirinya bangkit dan keluar dari dalam kamar.

Ayah..! Apa-apaan kamu ini? tanya isteriku terperanjat.
Iwan yang terkejut bingung beberapa saat, sampai akhirnya dia sadar. Ternyata, ketika keluar kamar dirinya masih dalam keadaan polos, tanpa kain pun menutupi tubuhnya. Untung di dekat pintu ada handuk yang tersangkut di kursi. Segera saja iwan mengambil handuk tersebut dan melilitkannya di tubuh.

Memangnya ada apa, ayah menggedor-ngedor pintu dan berkelakuan aneh seperti itu? tanya isterinya lagi.
Aneh...aneh gimana?. Kamu itu yang aneh. Mana tamu kita? iwan malah balik bertanya.
Tamu siapa? Marlena menatap iwan.
Tuan puteri Maryam dan anak gadisnya. Mereka mencukur bulu kemaluanku, kata iwan?
Apa? Mereka mencukur bulumu? Bulu apaan? Ayah yang bercanda, mana mungkin nyonya besar, bekas juragan ayah datang ke sini hanya untuk mencukur bulu anumu? Lagian jarak Irak dan Indonesia itu sangat jauh. Ayah jangan bercanda, masih pagi, jawab isterinya merepet seperti petasan.

Mendengar jawaban Marlena, iwan semakin dibalut oleh rasa heran. Mendadak pikiranya melayang tak karuan, bulu kuduknya berdiri meremang disertai munculnya keringat dingin. Jangan-jangan ada makhluk halus yang menjelma jadi nyonya dan anaknya. Dan mereka memaksaku untuk melakukan hubungan itu. Aku benar-benar tidak tahu, kata iwan dalam hati.

Dalam keadaan bingung, iwan menuju kamar mandi untuk mandi junub. Ketida sedang jongkok untuk buang air kecil, iwan merasa ada yang aneh. Air seni yang keluar membuyar kemana-mana, mengenai kedua pahanya. Kemudian iwan mengambil air segayung untuk membersihkannya. Kali ini dia benar-benar kaget dan nyaris pingsan. Tangan kiri yang digunakan untuk membersihkan anunya, tidak menemukan apa-apa. Benda miliknya yang paling berharga itu telah hilang entah kemana.

Ya Alloh, apa yang terjadi denganku? cetus iwan dalam hati. Lalu, iwan berteriak memanggil isterinya, Bunda, lihatlah kemari!
Marlena pun datang. Dia mendorong pintu kamar mandi dan terpana melihat iwan.
Barangku benar-benar tidak ada, seperti terdorong masuk ke dalam. Bahkan aku merasa ada kekuatan yang menariknya dari dalam, ucap iwan lirih. Marlena berubah pucat wajahnya.

Sejak kejadian itu, iwan berubah menjadi pemurung. Jujur saja, iwan sangat terpukul sekali dan berubah menjadi pemarah. Tidak berselara makan, bahkan malas melakukan sholat. Pikirannya pun kalut, tidak tenang dan terombang-ambing. Dirinya sering dihantui bayang-bayang yang berkelebat, dan suara-suara aneh dalam bahasa Arab.

Berhari-hari dia tidur sendirian, tidak mau ditemani oleh siapapun, bahkan oleh isterinya. Selama 20 hari, iwan mengalami tekanan psikologis yang dahsyat, meski secara fisik, iwan tampak sehat dan baik-baik saja. Artinya, dirinya masih dapat melaksanakan kewajiban, walaupun hanya sebentar.

Anehnya, seiring dengan itu penghasilanya malah meningkat dua kali lipat dibanding penghasilan sebelumnya. Entah apa yang terjadi sebenarnya. Untuk memulihkan keadaanya, agar kejantanannya kembali normal, iwan dan marlena sudah mendatangi beberapa orang pintar untuk minta bantuan. Menurut Bapak K, seorang paranormal, menyatakan bahwa diri iwan masih berada di bawah pengaruh jin yang mensetubuhinya. Dia menyebut jin itu datang dari Baghdad dab yang sudah lama nengincarnya.

Kemudian, paranormal yang ahli Ilmu Hikmah itu memberi air yang sudah di doakan. dianjurkan agar beristighfar sebanyak 1000 kali sehari semalam. Kalau Anda sudah minum air ini dan mengamalkan Istighfar, insya Alloh, berangsur-angsur Anda akan kembali tenang, mampu mengendalikan jin-jin itu, tetapi baranya belum normal seperti dulu, kata paranormal itu.

Seminggu setelah itu, ternyata tidak ada perubahan yang cukup berarti, kemudian mertuanya membawa iwan ke paranormal lain. Dia pernah mendengar, di sana ada seorang haji yang mampu menangani kasus-kasus seperti yang di alaminya.

Singkat cerita, iwan pergi dan berobat pada Haji yang dimaksud. Haji tersebut memberinya air putih yang dicampur dengan garam halus. Setelah dibacakan doa-doa, sebagian air itu diminumnya dan sebagiannya lagi disiramkan di sekitar halaman rumahnya.
Setelah tiga hari, kondisi Iwan pun kembali normal. Dia bisa tersenyum lepas. Kemudian mertuanya menganjurkan agar iwan melakukan selamatan kecil-kecilan sebagai tanda syukur atas terhindarnya diri iwan dari godaan jin yang berasal dari Baghdad, negeri seribu satu malam.

Kisah ini memang hampir mustahil. Tapi, ini sungguh-sungguh di alami oleh sahabtku beberapa waktu lalu. (Iwan hanyalah nama samaran)

Share this:

Related Posts

Show Disqus Comment Hide Disqus Comment

Disqus Comments