Pada tahun 2009 saya mempunyai seorang teman di jember. Sebut saja namanya Faris. Sang teman adalah salah satu contoh seorang yang belajar ilmu gaib, tetapi mempunyai keimanan yang tipis sehingga terjerumus bujuk rayu setan yang menyesatkan. Berikut kisahnya.

Pertengahan tahun 2009 itu aku (Penulis) bergabung dengan salah satu perguruan ilmu gaib yang ada di jember. Pada waktu itu, ilmu gaib memang sedang heboh diperbincangkan orang, sehingga banyak sekali bermunculan perguruan-perguruan ilmu gaib. Aku memilih perguruan dijember, karena waktu itu aku sendiri membacanya di salah satu majalah.

Mereka para anggota perguruan, menginap di padepokan sampai berminggu-minggu lamanya untuk mengikuti pelatihan fisik dan olah kanuragan maupun mental. Salah satu bentuk latihan tersebut adalah pada malam hari, mereka di gembleng pergi ke kuburan atau tempat-tempat angker untuk latihan terawangan.

Penasaran dengan cerita di sa;lah satu majalah, aku pun menyambangi pedepokan perguruan ilmu gaib tersebut. Ternyata benar, apa yang telah diceritakan dalam majalah yang sempat aku baca. Di perguruan itu, aku bertemu dengan banyak orang dari berbagai daerah jawa di pulau bahkan dari sumatra dan kalimantan. Ada yang baru datang, ada yang sudah beberapa hari, dan beberapa minggu bahkan ada yang sudah sebulan, mereka semua mengaku masih betah tinggal di padepokan yang terletak di luar kota jember tersebut.

Salah satu  seorang murid lama di perguruan tersebut adalah Faris. Dia juga berasal dari jember. Faris adalah sosok pria muda yang tampan dan energik, berusia sekitar 30 tahun, bertubuh kurus, kepala sedikit botak. Namun yang paling menarik, lelaki ini sosok yang sangat cerewet, sekaligus ambisius.

Mungkin lantaran sifatnya yang ambisius, maka Faris termasuk pula sebagai murid yang sangat rajin wirid. Wirid utamanya adalah surat Al-Fatihah. Menurut pengakuannya, dia sudah mewiridkan surah Al-Fatihah sebanyak 100.000 kali. Prestasi yang menurutku begitu sangat luar biasa. Hal ini bisa dimaklumi karena kalau dia wirid, maka bisa sampai lima atau enam jam.

Untuk urusan terawangan, Faris termasuk jempolan. Hingga pada suatu malam, sewaktu terawangan di salah satu lokasi di jember, Faris bertemu dengan sosok bangsa halus yang mengaku bernama Siti. Dia adalah penghuni alam gaib lokasi tersebut, wajahnya cantik jelita, Ungkap faris.

Melihat kecantikan Siti, sang penunggu alam gaib lokasi tersebut, Faris tergoda imannya. Hingga tanpa sadar, dia melakukan hubungan biologis dengan makhluk halus tersebut. Anehnya, setela hubungan perzinahan itu, Faris di datangi orang tua Siti, yang bermaksud meminta pertanggungjawaban darinya. Faris mau bertanggungjawab, tapi harus di depan gurunya.

"Siapa gurumu itu?" Tanya orang tua Siti.
Faris pun menyebutkan nama gurunya.

Setelah mendengar nama guru Faris, orang tua Siti yang sudah tentu juga makhluk halus itu akhirnya bingung. Sepertinya dia tidak berani meneruskan perkaranya lagi. Pada malam berikutnya, ditemani Penulis dan di tempat yang sama, Faris kembali melakukan terawangan. Waktu itu, Faris bertemu dengan apa yang disebutnya sebagai Raja Jin. Dia sangat ketakutan dan berniat mau lari, tetapi dicegah oleh si Raja Jin.

Jangan takut. Saya akan membantu kesulitanmu,kata Raja Jin.
Mendengar ucapan mahluk gaib tersebut mau membantu kesulitannya, Faris tidak jadi lari. Bahkan, mereka kemudian berdialog. Setelah dialog dengan makhluk jin tersebut, akhirnya Faris bersedia bersekutu dengannya dengan syarat, apabila Faris minta sesuatu ada syaratnya dan syarat itu harus dipenuhi.


Menurut cerita Faris, pernah pada suatu malam, dia pulang ke rumahnya naik sepeda motornya, hingga kehabisan bensin di perjalanan, mau beli tetapi tidak mempunyai uang. Di tengah perjalanan, setelah itu, dia minta bantuan Raja jin agar bisa mengantarnya pulang.

Apa yang terjadi? Oleh Raja Jin, Faris diminta mencari tempat yang gelap dan tidak ada orang. Perintah tersebut diikuti oleh Faris. Di tempat yang gelap dan sepi tersebut, Faris disuruh memejamkan mata dan jangan sesekali membukanya, kecuali diperintahkan buka oleh si Raja jin. Suatu keajaiban memang terjadi. Setelah diperintah membuka mata, dan Faris pun membuka matanya, maka dia sudah ada di depan rumahnya.

Kejadian yang Penulis dan teman-teman lainnya sering saksikan adalah, ketika Faris membutuhkan uang. Setelah dia berkomunikasi dengan Jin dan menyanggupi syarat yang diajukan oleh si Raja jin, maka dalam waktu kurang dari lima menit, uang lima puluh ribu atau seratus ribu sudah ada di tangan Faris.

Pada mulanya, syarat yang diminta oleh Raja jin itu hanya hal-hal biasa saja, seperti harus mandi di WC, tidak boleh mandi di kamar mandi. Namun, beberapa lama kemudian syarat yang diajukan oleh si Raja jin mulai menyalahi aturan-aturan agama. Misalkan saja, Faris harus kencing di depan teman-teman yang sedang santai di lapangan olah raga, atau tindakan lain yang cenderung melanggar adat dan etika kesopanan.

Menurut pengamatan Penulis, uang yang dibuat oleh Faris lewat bantuan jin adalah sihir makhluk gaib. Karena uang tersebut tidak bisa bertahan lama. Setelah Faris membelanjakannya, tidak berapa lama kemudian, uang tersebut kembali ke ujud semula. Ya, kalau semula Faris memegang kertas atau daun, kemudian berubah menjadi uang, maka setelah uang tersebut dibelanjakan maka beberapa menit kemudian, uang tersebut berubah lagi menjadi kertas atau daun.

Salah seorang teman, pernah diajak oleh Faris nonton bioskop dengan memakai uang yang disulap dari bungkus permen. Seusai pertunjukan, Faris beli satu bungkus rokok dengan menggunakan sobekan karcis bioskop. Terus langsung naik taxi dengan uang yang juga hasil sihir si Raja jin.

Ketika di tengah perjalanan, ada warung sate kambing, tiba-tiba Faris minta berhenti. Mereka masuk warung itu, dan anehnya, Faris memesan buat dia sate kambing mentah. Sedangkan untuk teman penulis sate kambing bakar.

Pada mulanya tukang sate menganggap pesanan Faris hanya bercanda, namun Faris meyakinkan bahwa memang dia memesan sate kambing mentah. Tentu saja tukang sate kambing menjadi heran setelah sate kambing mentah disediakan Faris dengan lahap menyantapnya.

Anehnya lagi, setelah sampai di Padepokan, Faris pun langsung menuju dapur kemudian makan nasi sama lauk pauk seadanya. Teman-teman heran melihat Faris makan lagi. Namun Faris bilang, yang makan sate kambing mentah tadi bukan dia, tapi si Raja jin sahabatnya, sedangkan yang sekarang makan nasi dan sayur, adalah Faris sendiri.

Kisah unik lainnya seperti ini.
Biasanya uang bikinan Faris hanya bertahan beberapa menit setelah dibelanjakan, maka lain lagi halnya jika Faris butuh uang banyak dan agar tahan lama. Caranya yaitu dengan memakai satu uang asli ditambah beberapa lembar kertas atau daun sesuai kebutuhannya.

Waktu itu, Fahrullah tertarik dengan iklan di salah satu koran yang menyatakan bahwa ada satu cara agar uang di ATM bertambah dengan sendirinya. Kemudian Faris meminjam uang lima puluh ribu pada salah seorang teman.

Setelah itu, uang tersebut digabung dengan sobekan-sobekan koran. Aneh, tidak lama kemudian di tangannya sudah tergenggam sejumlah uang lima puluh ribuan, persis dengan uang lima puluh yang asli. Uang yang asli dikembalikan sedangkan uang sihir Raja jin dibawa ke bank untuk ditansfer ke rekening orang yang pasang iklan. Menurut Faris, uang tersebut bisa bertahan sampai tiga hari, setelah itu baru berubah seperti semula.

Kisah lain yang aneh bin ajaib seperti ini.
Faris bukan hanya bisa bikin uang dari kertas atau daun untuk dirinya saja, tetapi dia juga bisa menurunkan ilmunya pada orang lain. Hal ini pernah dia lakukan pada teman-teman. Seperti kepada IWAN, JONO, AYIB, dan NIDIN.

Caranya, tiap orang teman diberi 7 biji gotri kecil yang sudah dimanterai oleh si Faris. Gotri tersebut harus ditelan dengan air putih yang sudah dicampuri dengan setetes darah Faris. Jono yang bersedia meminum air bercampur setetes darah faris itu, sedangkan Iwan, ayib dan nidin tidak mau meminum air yang bercampur darah, mereka hanya minta minum dengan air biasa.

Akhirnya, hanya Jono yang berhasil. Katanya, yang ikut jono bukan Raja jin, tetapi anak bajang, yang permintaannya juga tidak aneh-aneh seperti permintaan Raja jin, jika dia memberikan sesuatu sebagai imbalan.

Memang, persekutuan antara Fahrullah dengan Raja jin berlangsung cukup lama sehingga tidak terkontrol oleh guru, yang waktu itu memang sedang tidak ada di  jember. Karena beliau sedang menunaikan ibadah haji. Sepulang beliau dari ibadah haji, maka Faris dipanggil oleh guru agar jangan lagi melakukan perbuatan yang merugikan orang lain dengan cara membuat uang sihir atas bantuan Raja jin.

Di depan guru kami, Faris berjanji untuk tidak berbuat seperti itu lagi. Namun, setelah dia pulang ke rumahnya, perbuatan tersebut diulangi lagi. Hal tersebut berlangsung sampai tiga kali. Setelah peringatan ketiga tidak diindahkan oleh faris, maka guru akhirnya bertindak tegas. Dengan paksa, Raja jin teman Faris dipasung kemudian ditanam di gunung Mahameru. Setelah Raja jin tidak mendampingi Faris, maka hilanglah kesaktiannya. Dia tidak bisa lagi membikin uang dari kertas atau daun.

Demikianlah salah satu contoh orang yang belajar ilmu gaib tetapi tidak mempunyai iman yang kuat. Oleh sebab itu, pesan kepada semua Pembaca, kalau ingin belajar ilmu gaib terlebih dahulu harus belajar ilmu-ilmu Fiqh, Tauhid, Akhlaq dan lain-lainnya. Dan rajin lah sholat, agar jangan sampai tersesat dijalan yang tidak dibenarkan oleh agama.

Share this:

Related Posts

Show Disqus Comment Hide Disqus Comment

Disqus Comments