Jenewa - Pertemuanku dengan Ropek di Bandara Juanda, beberapa waktu yang lalu, akhirnya terus berlanjut. Maklum, Ropek tinggal di sumatra, kini sedang merintis sebuah usaha di bidang rumah makan di jember. Yang paling berkesan dari Ropek adalah raut wajahnya yang sama sekali tidak pernah berubah hingga kini. Walaupun usianya sudah menginjak kepala lima, akan tetapi, dia benar-benar kelihatan awet muda. Dengan kata lain, wajah Ropek sekarang sama dengan wajahnya ketika masih sekolah SMA dulu.

Ketika hal itu kutanyakan padanya, dengan nada berlogat jawa dia pun mengatakan:
Sebagai orang jawa, aku sering taat menjalankan amalan yang aku anggap bermanfaat.
"Maksudnya??. Potongku cepat.
"Yaaa..!! yang bermanfaat dengan bidang yang telah aku geluti tentunya, jawabnya sambil tersenyum.
"Aku hanya menganggukan kepala walau tak mengerti dengan apa yang di maksud dengan ucapannya.

"Maklumlah, walau darah Madura mengalir kental pada setiap pembuluh darahku, akan tetapi, keluargaku tidak pernah menceritakan, apalagi mengajarkan hal-hal yang berbau mistik. Ketidak mengertianku akhirnya terjawab, ketika pada suatu hari libur.  Ropek mengajak aku untuk singgah di rumahnya di jalan kalimantan - jember. akhirnya, kami pun tiba di depan sebuah bangunan rumah dengan model rumah yang sederhana.

"Assalamu alaikum..!!! demikian Ropek melakukan salam ketika sampai di depan rumahnya.
"Wa'alaikumsalam ayah..!!  demikian terdengar suara yang manja dari anak perempuan yang tengah beranjak dewasa.
"Tak lama kemudian, nampak wajah mungil, cantik berkulit putih yang menghambur ke pelukan Ropek. Sang ayahpun langsung membungkuk, dan mencium gemas pipi kiri dan kanan anaknya.

"Hasanah..! kenalkan, ini Om Roby, teman ayah ketika waktu masih SMA dulu.
Sekarangd dia kerja, jogja.
"Hasanah lalu mengulurkan tanganya sambil menyebutkan namanya.
"Silakan duduk Om". lanjutnya.
"Roby hanya tersenyum. Belum lama duduk, ketika matanya menyapu beberapa foto yang terpampang di dinding rumah ropek, hatinya langsung tercekat. Betapa tidak, ternyata, Ropek berhasil mempersunting Fatul, sang primadona di sekolahnya.

Belum lagi terjawab beberapa pertanyaan yang ada dalam benaknya. Roby kembali tercekat tatkala daun telinganya mendengar sapaan halus dan merdu; Roby, apa kabarmu???.
"Baik..Baik. demikian sahut Roby sambil menjabat tangan halus yang di ulurkan oleh tuan rumah.
"Akhirnya..!!  hanya itu yang terucap dari mulut Roby.
"Yaaaa benar, akhirnya Ropek yang berhasil menyuntingku. Kegigihan dan perjuanganya telah membuat aku jatuh hati padanya,sahut Fatul dengan renyah.

Fatul juga benar-benar tidak berubah. Selalu ceria seperti waktu sekolah dulu. Itulah yang membuat kenapa dia memiliki banyak teman, dan dikenal oleh seluruh guru dan siswa. Mulai dari kelas satu hingga kelas tiga, tak terkecuali para pedagang yang biasa mangkal di sekolah.

"Ada apa??? Tanya Ropek sambil duduk dan meminta tolong Fatul untuk menyiapkan minum dan kudapan.
Tak lama kemudian, Fatul kembali dengan dua gelas kopi dan sepiring pisang goreng yang masih panas.
"Silakan dimakan..!! jika tak salah ingat, pisang goreng adalah makanan kegemaranmu.
"Waah waaah, rasanya masih seperti waktu sekolah ya, demikian sahut Roby dengan wajah sumringahnya.

Tanpa banyak basa-basi, ketiga sahabat itu mulai ngobrol tentang indahnya masa-masa SMA dulu. Fatul yang mulai terlibat, sesekali menimpali ngobrol tersebut dengan istilah-istilah anak zaman sekarang.

Ketika Fatul menanyakan apakah Roby jadi mempersunting indrayanti, dengan wajah dan senyum kecut terdengar jawaban, Waaahh gagal. Kalah cepat sama Ghofur, aku menikah dengan Alya, adik kelas kita. Anak IPS.

"Waaaah  cinta Om Roby pernah ditolak ya??? potong Fatul, kenapa tidak belajar amalan Wajah berseri dari ayah, sambungnya.
"Maksudnya???. Tanya Roby penasaran.
"Wah Om Roby tidak tahu yaaaa??  kalau kakek dari ayah dan bunda adalah orang pintar, sahut Fatul dengan bangga. Roby meminta penjelasan dengan cara menatap wajah Ropek dan FAtul. Keduanya hanya tersenyum sambil menganggukan kepala sebuah tanda mengiakan. Hampir bersamaan, pasangan suami istri itu pun berkata, Sebagaimana lazimnya keturunan Jawa, aku dan Fatul tergolong taat mengamalkan amalan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari kami.

Oooh..!!! hanya kata itu yang terlontar dari mulut Roby. Keheningan pun mulai menyungkupi ruang tamu yang sawalnya dipenuhi dengan gelak tawa. Yang terdengar hanyalah helaan napas berat Roby yang tampaknya tengah berpikir. Melihat hal tersebut, Ropek dan Fatul seolah tak ingin mengganggu lamunan Roby, yang waktu itu tengah terbang entah kemana. selang beberapa lama kemudian, setelah menghembuskan napas berat beberapa kali, Akhirnya Roby pun berkata dengan nada penuh harap.

"Apa mungkin aku bisa mengamalkanya, agar target penjualanku dapat tercapai?.
"Kenapa tidak, almarhum ayah telah memberikan izin kepadaku, untuk mengijazahkan ilmunya yang ada kepada orang yang berhak dan ingin mengamalkannya. sahut Ropek dengan mantap.
Dengan wajah sumringah, Roby pun mendengarkan apa yang bakal dikatakan oleh Ropek lebih lanjut.

"Yang perlu menjadi perhatian adalah, semua itu dari Alloh SWT, sedangkan amalan atau jampi hanyalah merupakan suatu permohonan kepada-Nya, tutur Ropek lebih lanjut. Oleh karena itu, dekatkanlah selalu diri kita kepada Alloh SWT, Insya Alloh, apa yang diminta oleh kita bakal dikabulkan. Dan Selanjutnya, selalu syukurilah nikmatnya, maka, engkau bakal mendapatkan yang lebih dari-Nya. imbuh Ropek.

"Selanjutnya, jangan menjadi manusia yang kikir/pelit. Ingatlah, di dalam semua rejeki yang kita terima, terdapat sebagian rejeki dari kaum dhuafa. Jika hal tersebut bisa kamu jalankan dengan ikhlas, maka, aku bisa mengijazahkan Amalan Wajah Berseri ini kepadamu, lanjut Ropek.

"Sejenak Roby pun merenung dan berkata, Karena tidak menyimpang dari ajaran agama, maka, aku berjanji akan menjalankan apa yang tadi kamu katakan dengan ikhlas.

"Baik, nanti setelah mendirikan shalat Isya berjama'ah, Amalan Wajah berseri akan kuijazahkan kepadamu. Sekarang istirahatlah dulu, nanti kita mendirikan sholat Maghrib dan Isya berjamaah di musholla itu, ujar Roby sambil menunjuk ke arah selatan rumahnya.

Singkat cerita, seusai mendirikan sholat Isya berjamaah, Ropek menerangkan tata cara penggunaan Amalan Wajah Berseri sebagai berikut: usai mendirikan sholat Subuh, seiring dengan mentari terbit, ambilah embun pada dedaunan, dengan menggunakan kedua telapak tangan, jika tidak ada, gunakanlah segelas air yang diembunkan, kemudian membaca:

Bismillahirrohman nirrohim.
Hei embun mustiko embun.
Embun asmonipun Jalalulloh.
ingsun gawe mustiko embun,
ingsun putro aminulloh.

Selain untuk meningkatkan cahaya pada wajah, amalan ini juga bermanfaat sebagai ilmu pengasihan. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin divisi marketing, maka, ilmu ini sungguh tepat jika kamu amalkan dengan istiqomah, papar Ropek menutup pembicaraan. Roby pun mengangguk. Dan benar, karena Alloh SWT, lewat amalan Wajah berseri, Roby pun berhasil di salah satu bidangnya.
Bahkan, dia mulai di promosikan untuk menjadi salah seorang pimpinan cabang di Taiwan.

Share this:

Related Posts

Show Disqus Comment Hide Disqus Comment

Disqus Comments