Sebut saja pria yang sejatinya berwajah tampan itu dengan nama Iwan. Dirinya memiliki kisah perjalanan hidup yang begitu sangat mencekam. Seperti apa? Iwan membeberkan kesaksiannya. Berikut ini Saya tulis kisahnya untuk Anda:



Malam itu, entah yang ke berapa kalinya aku dan isteriku harus tidur dengan menahan menahan lapar. Maklumlah, pekerjaanku hanyalah sebagai pengepul barang rongsokan,setiap hari aku keliling kampung ke kampung dengan sepeda butut, memang penghasilannya tidak menentu. Hampir setiap hari kami hanya bisa makan dua piring nasi dengan sayur bening dan sambal terasi. Jika kebetulan dapat rejeki agak lumayan, baru kami bisa makan dengan ikan goreng atau telur asin..

Kebetulan, siang hari tadi hujan deras sekali, sehingga akupun tak bisa leluasa untuk melakukan aktivitasku keliling kampung membeli koran atau botol-botol bekas. Alhamdulillah alhasil, tak ada kelebihan uang yang bisa kubawa pulang, kecuali rasa letih dan kepala pusing akibat kehujanan hampir seharian.

.Selepas mengerjakan sholat Isya, aku dan isteriku hanya makan sisa sayur asam yang tinggal airnya saja. Nasi juga hanya tinggal sepiring, dan kamipun makan bersama. Walaupun begitu, aku masih tetap merasa beruntung. Meski kehidupan ekonomiku tak seperti orang lain, isteriku tetap setia mendampingku. Dirinya juga termasuk seorang yang tekun dalam beribadah..

Ternyata aku tidak salah memilih Aska sebagai pendamping hidupku. Dirinya tak hanya cantik dan solehah, ia juga isteri yang sangat sabar dalam menghadapi segala cobaan. Namun, cintanya yang tulus ini membuat diriku merasa bersalah, sebab diriku tak bisa membahagiakan Aska. Jangankan harta yang berlimpah, untuk memberi kehidupan yang layak saja diriku tak bisa melakukannya..
.
Sungguh, bila ingat semua itu, air mataku menetes. Aku seakan merasa telah menjadi lelaki yang tak berguna. Nasib buruk sepertinya telah menjadi bagian dalam perjalanan hidupku. Bukannya aku pemalas ataupun tidak mau bekerja keras. Aku sudah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sekuat tenagaku dalam mencari rejeki. Tapi tetap saja hasilnya pas-pasan..

➧ Ais, sampai kapan hidup kita akan seperti ini terus?? Ucapku sambil memandangi wajahnya yang ayu nan rupawan.
➧ Sabar ya, Mas... Ini semua ujian dari Alloh!!! jawabnya singkat.
➧ Coba kalau dulu aku sekolah sampai sarjana, pasti hidup kita tidak akan susah begini,� kataku, menggerutu.
➧ Sudahlah.., jangan menyalahkan keadaan, tidak baik terus mengeluh!!!, timpalnya dengan bijak..

Aska, yang biasa aku memanggilnya Ais, memang selalu menjadi sumber pencerahan batin bagiku. Dia adalah semangat hidupku dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Setiap kali diriku merasa putus asa, setiap kali aku terjatuh, maka dialah yang selalu ada dan menjadi malaikat yang seolah ia tak pernah bosan mengulurkan tangannya untukku. Rasanya berdosa sekali bila aku menyatikinya..

Ketika suatu malam, aku duduk menyendiri di bibir sumur tua yang tak terpakai lagi. Jaraknya sekitar 50 meter dari belakang rumah. Waktu itu, hatiku sedang galau memikirkan kenyataan hidup yang aku alami. Sambil membiarkan lamunanku berkelana entah kemana, mataku seakan tak berkedip memandang langit yang penuh dengan bintang-bintang. Malam itu bulan sedang purnama. Sinarnya yang terang menjadi mahkota di malam yang sunyi..
.
Entah jam berapa, aku tak tahu, sebab aku memang tak pernah punya jam tangan yang bagiku adalah sebuah barang mewah. Yang pasti, malam itu suasana sudah sangatlah sepi. Tak ada suara orang lewat. Bahkan suara jangkrik pun tak terdengar. Yaa, malam yang hening. Rasa dingin mulai menyelimuti tubuhku..
.
. .Ketika menyadari dengan kesendirianku yang sedemikian sempurna, tiba-tiba aku merasa begitu takut sekali. Entah kenapa? Bulu kudukku mendadak merinding. Akupun bergegas bangkit dari tempat itu. Namun, tiba-tiba diriku tersentak kaget..
.
➧ Heii..! Jangan pergi dari sini, Jika kamu ingin hidup kaya!!.
Demikian kata satu suara yang tidak berwujud, yang membuatku kaget setengah mati.
Aku celingukkan mencari sumber suara itu. Tapi, jangankan orangnya, bayangannya saja aku tak melihatnya.
➧ Siapa kau ini?? tanyaku, dengan tubuh merinding.
➧ Kembalilah duduk di bibir sumur ini, Sayang..!! suara itu kembali terdengar. Astaga..!! Aku baru menyadari jika suara itu terdengar lembut sekali. Ya, suara seorang wanita. Tapi, siapakah dia?? Kenapa ada wanita di tengah malam begini??.
➧ Jangan takut. Aku tak akan menyakitimu. Duduklah kembali di bibir sumur ini, Sayang..!!, katanya lagi.
➧ Entah mengapa, sekali ini aku menuruti perintah suara itu.
➧ Lihatlah ke dalam sumur dan tolong keluarkanlah aku dari dalam sumur ini, pinta suara tersebut dengan nada lembut penuh permohonan..
.
Seakan terhipnotis, akupun langsung melihat ke dalam sumur. Aneh bin ajaib..! Di dalam sumur yang sudah tak terpakai selama bertahun-tahun ternyata memang ada seorang wanita. Dengan sigap aku kemudian berusaha mengeluarkan wanita itu. Anehnya, saat itu, entah mengapa rasa takut yang tadi kurasakan telah hilang entah kemana. Bahkan, demi melihat kecantikan wanita itu, rasa takutku berubah menjadi rasa cinta dan sayang. Padahal, jelas aku tidak pernah mengenal, atau melihat wanita itu sebelumnya..
.
Kejadian selanjutnya sungguh terjadi di luar akal sehat. Libidoku tiba-tiba bergejolak saat melihat paha wanita itu tersingkap karena tertitup angin. Dan entah siapa yang memulai, tiba-tiba aku sudah bergumulnya. Ya, kami bercinta seperti layaknya sepasang kekasih yang dimabuk asmara setelah sekian lama tak saling bersua. Dan yang terjadi detik selanjutnya??..
.
Akupun terkulai lemas setelah menyemprotkan magma kenikmatan pada sesosok wanita cantik tersebut. Entah berapa lama kami bercumbu. Yang pasti, sebelum pergi, wanita cantik itu memberikan selembar uang lima puluh ribu rupiah padaku sambil berkata, Uang ini sebagai awal dari kekayaanmu, Sayang!!!. Setelah itu dia pergi, dan bayangannya pun lenyap di telan gelapnya malam di ambang subuh. .Aku tertegun dan bingung. Akupun sulit mempercayai dengan apa yang barusan terjadi. Kuraba saku bajuku, ternyata selembar uang lima puluh ribuan itu benar-benar ada.
.
Pagi hari setelah kejadian itu, kepada Aska aku pamit mencari rongsokan seperti biasanya. Tapi sebenarnya aku tak mencari rongsokan. Aku masih bingung dan cemas bila teringat kejadian malam itu..
.
➧ Apa sebenarnya maksud uang ini??  batinku sambil memegang uang Rp. 50.000 pemberian wanita misterius itu. Meski pada awalnya hanya sekedar coba-coba, akhirnya kubelanjakan uang itu ke sebuah warung. Akupun membeli beras, minyak goreng, telur dan beberapa makanan ringan untuk camilan isteriku. Setelah dihitung, jumlah belanjaanku Rp. 42 ribu. Jadi, aku masih menerima kembalian Rp. 8000..
.
Sesampainya di rumah, bukan main senangnya isteriku. Ia menyambutku dengan rasa syukur.
➧ Alhamdulillah, akhirnya Mas Iwan dapat rezeki kan???. yaaap Aska, memanjatkan rasa syukurnya.
Aku tersenyum, pura-pura ikut mengucapkan syukur. Dalam hati aku tetap berniat akan berusaha untuk menjaga rahasia ini..
.
Setelah menyerahkan belanjaan itu kepada Aska, akupun bergegas mandi. Saat kulepas bajuku, tiba-tiba uang Rp. 50 ribuan jatuh dari saku saku bajuku. Aku terpana dibuatnya. Aneh, bukankah uang itu sudah habis aku belanjakan? Lantas, kenapa bisa balik lagi ke saku bajuku???..
.
Lambat laun akhirnya aku mulai menyadari bahwa uang Rp. 50ribu pemberian makhluk misterius itu memang bukanlah sembarang uang. Mungkin, ini adalah uang siluman? Atau mungkin pula ini yang dinakaman Uang Balik??..
.
Pada awalnya, batinku gelisah dengan kenyataan ini. Namun celakanya, lambat laun aku malah menikmati keanehan itu. Karena semakin hari uangku semakin banyak. Setiap kali aku belanja uangku pasti kembali utuh. Bukan hanya barang yang kubeli yang kuterima, tapi sekaligus juga uang kembaliannya..
.
Untuk menghindari kecurigaan isteriku, akupun berdalih bisnis barang antik dengan orang kaya. Karena ketulusan cintanya, isteriku percaya saja dengan kebohonganku. Berkat Uang Balik itu, dalam waktu yang tidak lama, aku mampu membeli rumah, sawah, dan beberapa areal tanah yang cukup luas. Pekarangan yang luas tersebut aku kapling-kapling menjadi rumah, kemudian aku jual perunit..
.
. .Maka jangan heran bila akhirnya aku mampu membeli mobil, juga rumah mewah beserta isinya.
Tahukah, ada satu hal yang harus kulakukan untuk mempertahankan kekayaan yang kumiliki. Setiap malam Jum'at Legi/manis, aku harus melayani isteri gaibku yang bersemayam di sumur tua belakang rumah. Isteri gelapku ini bernama Puteri Sanca. Ia berasal dari bangsa lelembut. Dari Puteri Sanca tersebut kekayaanku bersumber..
.
Sampai sejauh ini Aska, isteriku, tak pernah tahu sepak terjangku. Dalam hati, sebenarnya aku merasa berdosa. Tapi biarlah semua ini menjadi rahasia hidupku. Terlepas dari semua itu, setiap toko yang baruku beli, entah itu beli semen, emas atau apa saja, uang dariku pasti hilang tak berbekas. Dan uang itu tidak hilang, tapi uang itu kembali lagi padaku. Memang, banyak orang yang curiga padaku, tapi mereka tidak bisa membuktikan kecurigaannya itu. Apalagi aku selalu berbuat amal baik dengan membagi-bagikan sembako. Terutama setiap menjelang lebaran dan menjelang Ramadhan. .
.
Aku juga selalu menyantuni anak-anak yatim piatu. Jadi, sepertinya aku bersih di mata masyarakat sekitar. Seiring dengan waktu, kekayaanku semakin melimpah ruah. Dan yang membuatku bahagia Aska, isteriku, bisa tersenyum senang dan hidup mewah.\.
.
Di luar sepengetahuanku, rupanya secara diam-diam ada orang yang merasa tertipu oleh ulahku, dan akhirnya mencari orang pintar, orang itu menemukan penangkalnya. Dan orang ini memberikan rahasia penangkal ini kepada pemilik warung atau toko yang lainnya. Apa yang kemudian terjadi?..
.
Entah bagaimana, setiap aku membeli sesuatu, uangku tidak kembali lagi seperti biasanya. Bahkan uangku yang kusimpan dibrangkas, tiba-tiba lenyap tanpa sebab. Karena itulah, dalam waktu singkat, hartaku mulai menipis. Aku benar-benar kaget dengan kenyataan ini. Sementara itu, tanpa kuduga isteriku juga mulai curiga dengan sepak terjangku. Dia berusaha menyadarkanku, tapi aku menangkisnya dengan kerasss..
.
➧ Aku tidak sudi Mas mencari harta dengan bersekutu dengan setan. Itu namanya murt4d Mas!!!. kata isteriku, suatu malam baru kali ini kulihat dia berkata keras seperti itu kepadaku..
.
Bukannya insyaf, akupun malah menend4ng dan men4mp4rnya. Aku benar-benar berubah beringas, terlebih setelah tahu jikalau isteriku ternyata mencari orang pintar dan menyuruh orang untuk menguburkan uangku di kuburan. .Setelah tahu perbuatan Aska ini, dengan kej4m kuinj4k-inj4k tubuhnya. Untung para tetangga segera menolongnya. Jika tidak, mungkin aku telah membunuh isteriku sendiri.
.
. .Dengan kalap aku berlari menuju sumur tua tempat puteri Sanca. Aku berteriak memanggilnya..
.➧ Keluar puteri Sanca!! Tolong aku. Beri aku uang. Aku tidak ingin jatuh miskin, aku tidak mau jadi kere!!!..Pintaku menghiba..
.
Tiba-tiba dari sumur tua tersebut keluar seorang nenek berbaju compang-camping dan berbau anyir. Orang-orang yang melihatnya pada muntah dan menutup hidungnya. .
.
Pergi kamu nenek busuk..! Aku mau puteri Sanca, bukan kamu!!! bentakku setelah meludah karena rasa jijik..
.
Nenek itupun tertawa menyeramkan. Puteri Sanca itu yaa aku. Ayo sini. Kamu telah melanggar kesepakatan, sudah dua malam Jum'at, kamu tak memenuhi hasratku!! ucapnya sambil berusaha menyeretku ke dalam sumur tua..
.
Melihat itu, isteriku berusaha meraih tanganku. Aku sendiri terus meronta melakukan perlawanan.
➧ Aska toloong aku!!..tolong aku!!! pintaku setengah putus asa. Percuma saja, puteri Sanca yang ternyata siluman tua renta berhasil menyeretku masuk ke dalam sumur..
.
Kudengar saat-saat terakhir isteri berteriak pilu memanggil namaku. Dan suara isteriku itupun rasanya begitu nyeri terdengar di telingaku. Selanjutnya aku tak mendengar apa-apa lagi. Pandanganku jadi gelap dan pekat. .Saat siuman, kudapati diriku berada di ruang perawatan rumah sakit. Sekujur tubuhku terasa nyeri. Namun, rasa nyeri itu seakan lenyap saat kulihat Aska menatapku dengan senyum, walau kulihat matanya bengkak dan merah.

.➧ Apa yang terjadi denganku, Ais?? tanyaku.
Aska tak menjawab. Dia berusaha menenangkanku,. Di saat yang sama, baru kusadari jika di dalam ruangan itu ada juga ayah dan ibuku, kedua mertuaku, juga seorang lelaki tua bersorban putih, yang belakangan kuketahui namanya sebagai Kyai Abdulloh (samaran)..
.
Nah, Kyai Abdulloh inilah yang kini membimbing pertobatanku. Belakangan aku tahu kalau pada hari itu, aku benar-benar jatuh ke dalam sumur tua tersebut. Untunglah para tetangga menyelamatkan aku, walau beberapa persendianku dinyatakan patah oleh dokter..
.
Kini, akupun telah sembuh dan sehat wal'afiat. Satu hal yang paling kusyukuri, Alloh S.W.T masih memberiku tambahan umur, sehingga diriku bisa melakukan tobatan nasuha. Walau kekayaanku telah habis, namun diriku bersyukur sebab masih memiliki Iman Islam. Dan aku juga masih bisa merasa bangga sebab memiliki isteri solehah seperti Aska. Dengan sedikit sisa uang yang ada, Aska kini membuka sebuah warung kecil-kecilan, sedangkan diriku tinggal di pesentran milik Kyai Abdulloh. Entah untuk berapa lama lagi..

Share this:

Related Posts

Show Disqus Comment Hide Disqus Comment

Disqus Comments