Hanya karena kecewa karena  usahanya yang tak maju dan berkembang, Linda akhirnya nekad ingin melakukan pesugihan. Dirinya antusias melakukanya agar usahanya maju kembali dan ingin cepat kaya→. Linda akhirnya melakukannya dengan pilihan dengan memuja Raja Siluman Buaya Putih. Berjalan menyusuri aliran Sungai yang telah di tunjukan oleh sang dukun. Ketika kamu menemukan pohon beringin besar, maka berhentilah di situ. Lakukanlah semua petunjuk yang telah aku berikan padamu!!!" kata sang dukun.

Linda yang penuh dengan ambisi duniawi berjalan menyusuri bantaran Sungai. Ia ingin secepatnya menemukan tempat yang tepat, dimana Sang Raja Siluman Buaya Putih berada, dengan ciri seperti yang dijelaskan oleh dukun yang memberi petunjuk, dan telah linda bayar dengan jumlah uang yang sangat besar. Karena itu, dirinya bertekad untuk tidak akan gagal.

Setelah seharian mencari, akhirnya lindapun menemukanya. Tempat yang begitu sepi dan berada di pinggiran sungai dan ditumbuhi pohon besar. Barangkali, tak orang yang pernah menjamah wilayah itu. Dan terdapat sebuah pohon beringin yang usianya sudah sangat tua. Linda merasa yakin, tempat inilah yang dimaksud si dukun.

Malam pun tiba, Linda lalu duduk bersimpuh di sisi pohon beringin tua yang berada di pinggir sungai. Angin semilir yang menerpa rambutnya tak lagi ia dihiraukan, meski penuh dengan misteri. Dirinya coba berkonsentrasi. Namun, pikirannya begitu kacau balau, sehingga terus memikirkan usahanya yang telah kandas.

Ya maklum, usaha peninggalan almarhum suaminya itu kini telah bangkrut. Padahal dulu semasa suaminya masih hidup, usahnyaa cukup berkembang. Namun sejak suaminya meninggal, sedikit demi sedikit usahanya itu mengalami kebangkrutan.
* Aah...aku tak boleh larut dalam kesedihanku. Aku ingin bangkit kembali, walau ini jalan sesat yang harus kutempuh!" batin Linda.>

Dengan tangan yang gemetar, ia yang terbiasa hidup dalam gelimang harta mulai membak4r kemenyan di atas pedupaan yang telah ia dipersiapkannya. Bau tajam kemenyan menebar ke sekeliling, menerobos rimbunan pepohonan. Hembusan angin membuat bulu kuduk merinding. Namun, Linda telah bulat dengan ambisinya, dengan sekuat hati dia berusaha menghilangkan perasaan takutnya. Hatinya kini telah mantap untuk memanggil sang Raja Siluman Buaya Putih. Sesuai dengan ucapan sang dukun, dengan perlahan bajunya dilepas satu persatu sambil mulutnya terus merapal sebuah jampi-jampinya. Tak lama kemudian, dirinya pun tel4njang bulat. Sambil terus merapal manteranya, tubuhnya yang tampak berkilat diterpa cahaya bulan purnama, bergerak mengitari pedupaan. Setelah putaran ke tujuh, tak peduli udara dingin dan rasa takut sedikitpun, diapun menceburkan dirinya ke sungai. Sampai ujung rambutnya dia tenggelamkan ke dalam air sungai yang tenang tersebut. Beberapa menit kemudian keanehan pun terjadi. Tiba-tiba dari kedalaman air sungai, sebuah suara terdengar memanggil namanya.
* Linda...Linda".! Aku telah menerima kedatanganmu!" kata suara itu.

Setelah suara itu sayup-sayup menghilang dari pendengaran Linda, lalu muncul seorang pria tampan dengan pakaian kebesarannya. Di atas kepalanya memakai mahkota bertatahkan intan berkilauan. penampilan si pria misterius itu sungguh sangat mempesona. Dia tak hanya tampan, tapi juga sangat gagah. Jauh dengan figur suami Linda yang kurus kerempeng akibat hampir sepanjang hidupnya digerogoti penyakit TBC.

* Ada keperluaan apa, memanggilku??* tanya pria dengan suara berwibawa.
Agak tergagap Linda menjawab, *Saya ingin kaya, dan usaha butik saya ingin kembali maju*.
* Baik...Aku akan mengabulkan permintaanmu, tapi dengan satu syarat. Apakah kamu sanggup?*
* Syarat apakah itu?* tanya Linda, takjim.
* Setiap malam Jum'at kamu harus bertemu dan melayaniku. Karena itu, kamu harus menyediakan kamar khusus untukku.*
* Baiklah, aku menyanggupi syarat itu!*
* Ingat, jika dirimu ingkar janji, maka harta dan jiwamu akan jadi taruhannya. Apa kamu sanggup mentaati permintaanku ini?*
* Saya sanggup menaatinya!*
*Baiklah, kalau begitu kamu sekarang ikut aku..!*

Linda akhirnya dibawa masuk ke alam gaib menuju istana Siluman Buaya Putih, Linda banyak melihat hal-hal aneh yang membuat dirinya takjub. Misalnya, dirinya melihat bangunan yang indah dan megah dan disertai para penjaga kerajaan yang gagah. Sesekali pula Linda memandangi para penjaga itu. Dan Anehnya, mereka semua sama sekali tak mempunyai bibir bagian atas. Antara hidung dan bibir bawahnya langsung bertemu. Begitu juga dengan jari tangan dan jari kaki mereka tersambung. Yaaa, tak ubahnya bagaikan jari buaya.

Setelah sampai di suatu tempat yang indah, Linda pun dipersilahkan duduk di sebuah bangku yang bertahtakan bulu-bulu yang indah. dirinya termenung mengagumi keindahan tempat itu. Tanpa disadarinya, di hadapan Linda telah berdiri sesosok pria dengan pakaian kebesarannya layaknya seorang raja. Pria itu begitu tampan, tubuhnya atletis, tegap dan gagah. Kulitnya yang kuning langsat menambah penampilannya yang gagah sehingga terlihat semakin menawan.

Lelaki gagah itupun menyalami Linda. Meski sedikit gugup, disambutnya uluran tangan itu dan sambil harap-harap cemas. Dan tangan itu begitu dingin, persis tangan mayat. Namun keheranan Linda segera sirna di saat aroma bunga melati menerpa hidugnnya. Bagaikan ter4ngs4ng oleh wewangian aroma terapi, gair4h bir4hinya mendadak begitu memuncak, terlebih saat lelaki tampan itu menebar senyumannya. Ya, gejolak n4fsunya yang selama ini terpendam sejak kepergian sang suami, memuncak begitu lelaki tampan menyentuh bagian terlarang miliknya yang sangat pribadi.

Tak lama kemudian, mereka pun telah terlibat dalam sebuah adegan yang begitu menggairahkan. Tangan Pria itu kian nakal dan berani memegang benda sensitifnya. Gairah asmara Linda yang tak pernah kesampaian kini ditumpahkan kepada pria tersebut, meski dirinya sebenarnya tak pernah tahu jati diri pria itu yang sebenarnya.

Dengan mata terpejam dia menikmati permainan tersebut. Di tengah pergumulan, tanpa sengaja tiba-tiba kaki Linda menyentuh sesuatu yang aneh. Sesuatu itu terasa sangat kasar mirip sebuah gergaji.

Linda pun segera membuka matanya dan menatap ke arah benda tersebut. Betapa kaget dirinya, ternyata benda tersebut adalah ekor buaya. Yang lebih membuat dirinya histeris, ternyata ia kini tak lagi bergemul dengan seorang pria tampan tapi dengan seekor buaya putih yang begitu besar.
Dengan perasaan takut, dirinya coba meronta, melepaskan diri dari tindihan makhluk siluman tersebut. Namun siluman itu berteriak dengan nada marah, "Awas..!!!, kamu jangan mengingkari kesepakatan yang telah kita buat. Apa kamu ingin tetap hidup dalam kemiskinan..?*"

Mendengar kata *kemiskinan* hati Lindapun kembali terenyuh. Yaa, sungguh dirinya tak ingin lagi kembali hidup dalam kemiskinan, sebab itu semua begitu sangat meyakinkan. "Biarlah tubuhku dinikmati siluman buaya, yang penting aku bisa menjadi kaya raya,* batinnya.

Sekuat hati ia coba untuk tabah. Walau terasa menyakitkan, dia biarkan sesuatu mengoyak miliknya yang paling pribadi itu. Tak ada kenikmatan yang dirasakannya. Yang dia peroleh hanyalah kegetiran. Namun hal itu seakan tak berarti tatkala terbayang di dalam pelupuk matanya limpahan harta yang akan dia peroleh. Usai melayani Siluman Buaya Putih yang sangat bergairah, Linda merasakan sangat lelah yang sangat luar biasa, tanpa terasa dia tertidur pulas. Begitu terbangun dirinya mendapati tubuhnya yang telanj4ng bulat telah berada di pinggir sungai. Yaa, di dekat pohon beringin besar tersebut.

Linda begitu merasakan ketakutan. Namun, perasaan itu segera sirna manakala di sekitar tubuhnya ada intan, berlian, serta perhiasanlainnya yang tampak berserakan. Betapa senangnya hati Linda, dan dia tersenyum dengan penuh kemenangan.

* Selamat tinggal kemiskinan..!* bisik batinnya. Dan, diapun segera merapikan dirinya untuk pergi meninggalkan tempat tersebut.

Beberapa hari kemudian, Linda membuka kembali usaha butiknya. Dan, dalam waktu yang begitu singkat usahanya yang nyaris bangkrut kembali berkembang pesat. Apa yang telah dikerjakannya selalu lancar, kekayaannya juga bertambah dan berlimpah ruah. Belum sampai setahun, tokonya diperluas, rumahnya ditingkat. Perabotan rumah tangganya seluruhnya diganti dengan yang mewah. dan mobil sedan yang kini telah terparkir di garasinya.

Namun, dibalik semua itu sifat dan tabiat Linda mulai berubah. Dulu dirinya dikenal ramah dan murah senyum kepada para tetangga. Namun kini setelah dirinya kaya raya, tak ada lagi senyum di bibirnya. Dan mulai pelit terhadap orang yang meminta sumbangan kepada dirinya. Walaupun kekayaan telah diraihnya, dan usaha butiknya tumbuh dengan pesat, namun di dalam hatinya yang sangat dalam muncul rasa resah dan gelisah. Karena wajahnya yang cantik sering terlihat kusut. Bahkan, wajah itu kian kusam tak ada aura karena setiap malam Jum'at dirinya harus melayani Siluman Buaya Putih.

Yaa, bila malam jum'at tiba, maka sejak malam hari hingga menjelang subuh, dirinya harus rela tubuhnya dinikmati oleh Buaya Putih yang memberi kekayaan terhadapnya. Terkadang ia menangis dan menahan rasa jijik jika bergumul dengan siluman itu. Tak hanya wujudnya yang menjijikan, tapi juga n4fsu s*ks makhluk itu juga sama menjijikannya. Dirinya begitu buas, hingga dalam sekali pertemuan bisa minta di layani beberapa kali.

Tak hanya itu yang membuat Linda kian sirna gairah hidupnya. Yang lebih membuat dirinya tertekan ialah dirinya tak boleh menikah dengan pria lain. Jika dilanggar, maka nyawalah yang jadi taruhannya.

Penyesalan memang selalu terjadi di belakang hari. Begitu pula dengan Linda. Dirinya menyesal karena telah bersekutu dengan Siluman Buaya Putih. ia baru menyadari kalau ternyata kekayaan yang telah dimilikinya tetap tak bisa membuatnya baghagia, justru membuatnya tambah menderita. Kini, terbesit di dalam hatinya untuk lari dari perjanjian gaib dengan siluman itu.

Pada suatu malam, dirinya berkemas seadanya. Tujuannya adalah ingin pulang ke kampung halamannya. Namun, belum sempat membuka pintu, Siluman Buaya Putih itu telah muncul di hadapannya. Wajah makhluk itu kelihatan begitu marah, seakan hendak menelan bulat-bulat tubuh Linda.
*Linda...mau kemana kamu. Kamu mau ingkar janji kepadaku hah...?!* bentaknya.
*Siluman Buaya Putih, aku ingin bertobat dan lepas dari cengkeramanmu. Biarkan aku pergi tanpa sepeser pun harta pemberianmu itu.!*
*Oh..Tidak bisa. Enak saja kamu meninggalkanku setelah kamu menikmati harta pemberianku. Kamu harus tetap bersamaku dan menemaniku di neraka nanti!*

Merasa tak mampu melepaskan diri dari cengkeraman iblis itu, Linda berusaha berteriak untuk meminta pertolongan. Siluman Buaya Putih itupun kian murka. Dengan kekuatan gaibnya dirinya membakar rumah megah milik Linda beserta isinya.

Sementar itu, para tetangga yang mendengar teriakan Linda berusaha memadamkan kobaran api. Sebagian lagi mencari Linda. Beberapa jam kemudian kebakaran telah diatasti, dan Linda ditemukan warga dalam keadaan selamat. Namun, walau Linda telah ditolong warga, dirinya tetap saja berteriak ketakutan. Wajahnya memendam rasa takut yang luar biasa. Warga yang merasa kasihan membawanya ke rumah sakit, namun tetap saja tiada perubahan.

Dia seperti orang gila. Sampai saat ini Linda sering berteriak sendirian seperti orang gila, dan memang kini dirinya telah gila. Di tengah jalan, di tengah kerumunan orang banyak, maupun di tengah pasar, ia selalu berteriak ketakutan. Namun, kadangkala dirinya menangis sesenggukan. Ya, ia gila akibat perjanjiannya dengan Siluman Buaya Putih.

Semoga cerita ini bisa diambil hikmahnya. Walau bagaimanapun bersekutu dengan setan, apapun jenisnya, tetap tak membawa keuntungan. Malah kerugian yang kita dapati. Dan yang pasti nerakalah tempatnya.

Share this:

Related Posts

Show Disqus Comment Hide Disqus Comment

Disqus Comments