Jenewa - Sambungan cerita dari Tujuh Tahun Bercengkrama Dengan Ilmu Hitam - Karena kejadian tersebut, ibu AR kembali mengajaknya ke tempat Pak Mahmud, paranormal yang dulu menyembuhkan penyakitknya. Orang pintar tersebut bilang, bahwa dirinya kembali terkena pelet. Menurutnya, pelet itu berawal dari makanan, pakaian, juga benda-benda lainnya yang diri AR terima dari si pengirim pelet. Syukur Alhamdulillah Pak Mahmud Alloh s.w.t kembali menyembuhkan AR melalui perantara pak Mahmud.
Setamat SMA, AR pun berpisah dengan RK, sebab AR melanjutkan kuliah di UGM, Yogyakarta. AR sendiri diterima di salah satu Universitas Negeri di kota lain yang masih dekat dengan blitar.
Menginjak semester 2, AR mulai kerasukan lagi. Berawal, pada suatu malam hari, AR seperti melihat sesosok kuntilanak yang sedang berjalan di depan kamarnya. Esok paginya, dirinya menemukan kotoran manusia persis di sebelah jendela kamar. Nampaknya, ada yang sengaja mengirimkannya.
Jam dua siang, dirinya kembali kerasukan. Seketika itu, pikirannya tertuju pada sosok WN. Anehnya lagi, menurut cerita keluarga, saat tak sadarkan diri, dirinya mengeluarkan suara tawa seperti layaknya ketawanya kuntilanak. Bahkan, dirinya juga terkadang berbicara dalam bahasa China.
Beberapa hari kemudian, AR pun bertingkah seperti seperti layaknya seekor ular. Memang, dalam pandangannya bahwa dirinya melihat seekor berwarna hijau dan panjang. Tak hanya itu, di saat yang lain, dirinya juga mengeluarkan suara bak gendruwo. Menakutkan sekali. Sejak saat itu, hari-harinya ditemani kerasukan makhluk halus. Dirinya sempat divonis salah satu anggota keluarganya bahwa menderita sakit syaraf.
Hingga suatu hari setelah Idul Fitri, saat bersilaturahmi ke rumah neneknya di malang, AR kembali diganggu makhluk-makhluk gaib. Untunglah kakenya punya pegangan ilmu gaib. Disaat keluarganya turun dari mobil, dirinya justru tidak bisa keluar dari mobil, apalagi berjalan. Sepertinya, makhluk-makhluk gaib itu tahu jika dirinya akan singgah di rumah orang yang berilmu.
Akhirnya dengan ayahnya terpaksa menggendong AR. Anehnya, tatkala memasuki rumah Kakeknya, menurut cerita keluarga AR, mendadak dia tertawa cekikikan mirip kuntilanak. kakeknya sepertinya faham dengan keadaannya, kakeknya berusaha melakukan komunikasi dengan makhluk yang bersemayam dalam tubuhnya. Beginilah cerita yang dituturkan ortunya padaku:
Kenapa kamu begitu??. tanya Mbah/kakek.
AR pun meronta-ronta seperti sedang kesakitan. Mbah pun melanjutkan pertanyaannya.
Siapa yang melakukan perbuatan terkutuk ini??.
Sang makhluk gaib pun menjawab singkat?. Bu Haji!?.
Darimana asalmu?? tanya si Mbah.
Dengan tegas, makhluk itu menjawab, ?Aku datang dari jolo sutro.
Apa maksudmu?? tanya Mbah lagi sambil matanya melotot.
Aku akan menghancurka hidupnya! Aku dendam, makanya jadi perempuan jangan sombong!? jelas sang makhluk, jujur.
Dia tidak mau menerima cinta anak Bu Haji?? Mbah pun kembali mengorek keterangan darinya.
Lalu kau ini siapa?? tanya Mbah pula.
Aku suruhan Bu Haji!? jawabku dengan lantang.
Mendengar dialog Mbah dengan makhluk yang merasuki tubuhnya, kedua arang tuanya dan keluarga benar-benar terkejut. Ibunya menangis. Pantaslah, apa di curigai selama ini, bahwa Bu Haji-lah biang keladinya.
Mbah dengan paksa mengeluarkan makhluk tersebut dengan sebilah keris keramat miliknya. Sang kuntilanak dalam tubuhnya. Sejurus kemudian, mereka pun pergi dari jasadnya walau hanya utnuk beberapa lama saja.
Sialnya, di tengah perjalanan pulang dari rumah Mbah, AR kerasukan lagi. Setelah menelepon Mbah, beliau menyarankan agar aku dibawa ke tempat Muhammad, seorang guru ngaji di daerah blitar. Muhammad berusaha mengeluarkan makhluk-makhluk itu lagi. Ketika ditanya oleh muhammad, lagi-lagi jawabnya sama, yakni Bu Haji.
Setelah diobati oleh muhammad, AR pingsan sampai keesokan harinya. Muhammad memberikan sebuah cincin untuk pegangan. Karena masih dalam suasana lebaran, keesokan hariya AR kembali diajak bersilaturahmi ke tempat keluarganya.
Siang hari yang terik itu, tepat azan Dhuhur, AR kerasukan lagi. AR kembali diobati oleh orang pintar di sekitar tempat tinggal saudara Ibunya. AR disuruh mandi kembang besoknya, serta menyediakan benang tujuh warna dan kembang tujuh rupa. Benang tersebut kemudian dirajah sang dukun perempuan itu, untuk diletakkan di pinggangku. Benang tersebut tidak boleh dibuka atau dilepaskan sebelum kau menikah. suruh sang nenek. Dia juga mengingatkan, jika keluarga Bu Haji memberikan makanan atau apapun, maka jangan sekali-kali diterima.
Setelah diobati oleh sang nenek, aku memang sembuh. Selepas liburan panjang, aku pun kembali ke kota tempatku kuliah. Ringkasan cerita, menjelang semester ke empat, ada seorang laki-laki yang suka padaku. Namanya sebut saja dengan inisial HF.
Tatkala HF menyatakan perasaannya kepadaku, beberapa waktu kemudian, aku mulai kerasukan lagi. Bahkan, saat HF mengunjungiku di rumah Tante, tempatku tinggal di kota malang, entah syetan apa yang merasukiku, tibat-tiba aku mengusir HF..
Sampai akhirnya, aku kembali diobati oleh orang pintar. Kali ini, yang mengobatiku adalah Bu IT, seorang ibu dari teman kuliah AR yang kebetulan biasa mengobati orang-orang kerasukan. Bu IT menyuruh keluarganya membuka tali benang yang ada di pinggang AR, berikut cincin yang diberikan Muhammad tempo hari. Alasannya, benda-benda tersebut justru mengikat makhluk-makhluk halus sehingga tetap berada di tubuhku.
Malangnya, setelah kedua benda bertuah itu dilepaskan dari tubuhnya, justru penyakitnya semakin parah. dirinya malah kerasukan lagi selama lebih dari satu minggu. Selama itu pula, ada sembilan orang pintar yang mencoba mengobatinya dengan berbagai macam cara yang tidak masuk akal. Salah satunya menyuruhku merangkak seperti binatang.
Sampai akhirnya, Tante Erni menemukan orang pintar di pedesaan yang jauh dari kota. Orang tersebut menyuruh ibu AR mengambil kopi pahit, bawang putih dan daun kelor untuk dimandikan di sekujur tubuhnya. Pada saat mengobati, orang tua ini mendapat serangan bertubi-tubi dari makhluk jahat yang bersemayam di tubuhnya.
Atas saran orang tua ini, ibu dan ayahnya diperintahkan untuk berdzikir semalam suntuk membantu pengobatannya. Katanya, kalau mendengar bisikan atau sesuatu yang aneh jangan dihiraukan agar pengobatanku berhasil.
Diceritakan, sekitar pukul dua dinihari, kedua ortunya mendengar suara letupan diatas atap rumah. Namun mereka tetap berdzikir. Seiring dengan suara letupan tadi, orang tua yang mengobatiku juga mendapat hantaman sehingga dadanya mendadak sakit.
Besoknya, orang tua tersebut mencari benang tujuh warna. Dia juga menyiapkan bunga tujuh rupa dan daun jengkol. Semua digunakan untuk memandikan AR.
Syukur Alhamdulillah, setelah pengobatan tersebut AR dapat kembali menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Sekitar lima bulan kemudian, AR berkenalan dengan seorang calon dokter berinisial FS. Begitu gembiranya dirinya tatkala dia berniat melamarnya. Namun, saat FS mau melamarnya, maka begitu banyak halangan yang menghadang hingga orangtua AR tidak mengijinkan hubunganku dengan FS.
Karena kecewa AR histeris hingga jatuh pingsan. Tekanan darahnya di angka 40. Hal ini membuat semua dokter yang merawatnya terkejut. Mereka sangat tidak menyangka dengan tekanan darah yang sangat rendah itu, karena masih bisa bertahan hidup, bahkan kemudian sehat kembali.
Show Disqus Comment Hide Disqus Comment